Pertempuran Ideologi antara Portugis dan Belanda di Kampung Tugu
Foto: Marita Setya Ningsih
Kawasan bersejarah peninggalan bangsa Eropa tidak cukup hanya Kota Tua yang selaras disebut Batavia sebagai peninggalan Belanda. Kampung Tugu, peninggalan bangsa Portugis yang terletak 5 Km dari bibir pantai Cilincing, Jakarta Utara dengan ketinggan sekitar 2 meter di atas permukaan laut juga kawasan gudang sejarah sewaktu masa penjajahan oleh Potugis untuk mencari rempah-rempah.
Tujuan kolonialisasi Portugis adalah 3G yang artinya Gold untuk mendapat kekayaan, Gospel untuk menyebarkan agama nasrani, dan Glory untuk mendapat kejayaan. Portugis menjajah untuk menguasai rempah-rempah yang selanjutnya akan dikirim ke Eropa untuk negara dan kaumnya. Ketika menjajah, Portugis kerap meminta bantuan Spanyol dalam segi material, namun hingga kini terdapat kesenjangan antara dua negara tersebut,
"Sampai sekarang, Spanyol dan Portugis kurang akur, karena memang ketika sudah berhasil, Spanyol yang mengklaim karena modalnya dari spanyol," tutur Sekretaris Ikatan Keluarga Besar Tugu Johan Sopaheluwakan (13/12).
Pada 1641 saat perebutan wilayah dengan Belanda, 800 orang bangsa Portugis berhasil dipukul mundur ke Jawa daerah Bandan yang sekarang disebut Kampung Bandan. Lalu, 150 orang dengan 23 kepala keluarga sebagian besar serdadu diusir ke Batavia pada 1661, pada tahun tersebut Kampung Tugu muncul dan sekarang dihuni oleh orang-orang keturunan Portugis.
Nama Tugu kembali muncul dalam lembar sejarah sekitar abad ke-5 Masehi masa raja Purnawarman dari kerajaan Tarumanegara yang dibuktikan dengan sebuah prasasti yang kini ada di Monumen Nasional (Monas) isinya menceritakan pembuatan saluran air untuk irigasi. "Prasasti tugu menceritakan kali kecil adalah anak dari sungai candrabaga," tambah Johan.
Tarumanegara punah dilanda banjir dan semenjak itu nama Kampung Tugu mulai redup. Pada abad ke-17 Kampung tugu direbut oleh Belanda dan dijadikan tempat pemukiman untuk bangsa Portugis yang menjadi tawanan Belanda. Tahun 1648, Malaka yang merupakan daerah kekuasaan bangsa Portugis jatuh ke tangan Belanda. Bangsa Portugis yang berasal dari Goa, Bengal, Malebar, dan daerah jajahan Portugis lainnya dijadikan tawanan perang Belanda.
Belanda datang ke Kampung Tugu menyatakan bahwa semua yang berbau Portugis harus di rumah menjadi harum Belanda, maka nama beberapa marga pun berubah seperti Vamvam, Abrahams, Browne, Cornelis, Saimons, Lomons, Sihils, dan hanya marga Quiko yang benar asli Portugis. Hingga kini pun belum diketahui alasan Quiko tidak tercampur bahasa Belanda.
Tidak hanya bertempur secara fisik, pun terjadi pertempuran ideologi. Portugis yang sempat berhasil menyebarkan agama Katolik dan membuat gereja bernama Gereja Tugu untuk bangsanya juga direbut Belanda dan dijadikan gereja untuk umat Protestan.
Menelusuri nama Tugu ada beberapa pendapat berbeda untuk nama tersebut. Semerta orang mengatakan nama Tugu diambil dari tanda batas wilayah yang ada dikawasan sekitar, ada juga yang menyebutkan lebih mendekati pada latar belakang sejarah bahwa nama Tugu ada kaitannya dengan prasasti (batu tulis) yang ditemukan di daerah tersebut, yaitu batu yang berbentuk bulat telur bertuliskan huruf Pallawa dan berbahasa Sansakerta.Johan yang juga selaku Bidang Humas, Kebudayaan dan Urusan Pemerintahan menuturkan, "Kata Tugu berasal dari Por-tugu-ese yang berarti Portugis," tutupnya.
(bgrynt)
Komentar
Posting Komentar